Friday, 24 April 2020

Menjaga nyawa lebih diutamakan dari pada menjaga agama


Ulama sedunia ini sepakat bahwa shalat Jumat yang menjadi sumber penyebaran dan penularan wabah harus ditiadakan dan dilburkan sementara waktu. Meskipun aslinya shalat Jumat itu hukumnya fardhu 'ain bagi laki-laki mukmin, aqil, baligh, muqim, dan sehat. Namun karena sudah dipastikan bahwa berkumpulnya kita dalam shalat Jumat itulah yang menjadi sumber penyebaran, maka kepentingan agama dalam hal ini dikalahkan dengan kepentingan menjaga nyawa manusia.

Kaidahnya perlu diluruskan ulang agar tidak terbalik, menjadi :
حفظ النفس مقدم من حفظ الدين
Menjaga nyawa lebih diutamakan dari pada menjaga agama.

Namun sebenarnya tanpa sadar kita semua tahu bahwa dalam banyak kasus, syariat Islam memang demikian, tidak mendahulukan kepentingan agama atau kepentingan Allah. Sebaliknya justru malah mendahulukan kepentingan manusia.
Mengapa demikian? Dan bagaimana hal itu terjadi?
Berikut ini saya sampaikan beberapa contoh kasus yang sudah terbukti dan kita sepakati semua.
1. Keringanan Boleh Mengaku Kafir
Ketika Amr bin Yasir dipaksa mengucapkan kata-kata kufur dengan ancaman mau dibunuh, maka Allah SWT memberikan keringanan. Tidak mengapa mengaku telah murtad dan kafir, asalkan di dalam hatinya masih beriman.
مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar. (QS. An-Nahl : 106)
2. Boleh Makan Yang Haram
Bangkai itu najis dan haram dimakan, namun ketika dalam keadaan darurat dan taruhannya adalah nyawa, Allah SWT justru mengizinkan kita makan yang sebenarnya haram.
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ۖ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah : 173)
3. Boleh Tidak Puasa
Orang sakit dan dalam perjalanan serta orang yang tidak mampu berpuasa, maka Allah SWT izinkan untuk tidak berpuasa di bulan Ramadhan, dengan masing-masing konsekuensinya.
فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ
Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.  (QS. Al-Baqarah : 184)
4. Shalat Boleh Dijamak, Qashar, Sambil Duduk bahkan Berbaring
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُواْ مِنَ الصَّلاَةِ
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar shalat.(QS. An-Nisa : 110)
صَل قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبِكَ
Dari Imran bin Hushain berkata,”Aku menderita wasir, maka aku bertanya kepada Rasulullah SAW. Beliau bersabda,”Shalatlah sambil berdiri, kalau tidak bisa, maka shalatlah sambil duduk. Kalau tidak bisa, shalatlah di atas lambungmu. (HR. Bukhari)
Dan masih banyak lagi contoh-contoh kasus dimana kepentingan agama dikalahkan oleh kepentingan mashlahat kemanusiaan.
Lalu muncul pertanyaan, mengapa hal seperti ini boleh terjadi?
Ada banyak jawabannya, salah satunya bahwa Allah SWT sendiri yang menghendaki demikian. Bahwa perintah-perintah Allah untuk kepentingan agama itu bisa lebih fleksibel ketimbang kepentingan kemashalahatan sesama manusia.
Rahasianya karena ketika perintah untuk menyembah Allah SWT dikalahkan dengan peintah menjaga kepentingan manusia, maka Allah SWT sama sekali tidak dirugikan. Bahkan meski seluruh manusia tidak ada yang menyembah Allah sekalipun, Allah SWT sama sekali tidak rugi, dan tidak pernah turun kekuatannya.
Sebaliknya, ketika kita menabrak kepentingan manusia dengan alasan untuk menyembah Allah, maka manusia akan sangat dirugikan.
Oleh karena itu justru Allah SWT sendiri yang 'mengalah' untuk kepentingan manusia.
Ketika shalat Jumat itu menjadi ajang yang akan menimbulkan penyakit dan kematian buat manusia, maka kewajiban shalat Jumat yang merupakan kepentingan Allah bisa dikalahkan demi kepentingan umat manusia.
Sedangkan ayat-ayat yang digunakan tentang pentingnya kita mengejar akhirat dengan meninggalkan kepentingan duniawi, harus juga dibacara secara utuh. Sebab di ayat yang lain pun Allah SWT memerintahkan kita untuk tidak melupakan kepentingan duniawi kita sendiri.
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi  (QS. Al-Qashash : 77)
Maka dalam hal memilih mana yang lebih didahulukan, apakah kepentingan agama ataukah kepentingan mashalahat manusia, jawabannya adalah kepentingan maslahat manusia.
Ketika kita tidak shalat Jumat, niatnya sama sekali bukan mau menentang perintah Allah. Sebaliknya, justru karena kita taat kepada Allah untuk menghindari hal-hal yang merusak dan beresiko kepada nyawa kita. Dan Allah SWT berfirman :
وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqarah: 195)
وَلاَ تَقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah sangat mengasihi kamu. (QS. An-Nisa: 29)

Wallahu a'lam bishsahwab
Ahmad Sarwat, Lc.,MA

0 komentar:

Post a Comment

Galeri Photo



LEMBAGA EKONOMI ANSOR BANTARKAWUNG

Mari biasakan belanja di orang-orang kita. Karena dengan begitu kita bisa saling membantu sesama KADER NU dan sekaligus beramal di Nahdlatul Ulama

Menyediakan segala atribut NU, Pakaian NU,
minat Hubungi : Kyai Isro Mi'roj
Alamat Bangbayang, Komplek PONPES Bustanul Arifin
HP : 0813-9106-8569
(Melayani antar jemput)



Melayani Jahit segala pakaian
Minat Hubungi : Sahabat Ruhanto
Alamat Waru.
HP : 0838-4488-8181
(Melayani antar jemput)



Aneka KERAJINAN TANGAN
Minat Hubungi : Sahabat Adi Aoladi
Alamat Bangbayang.
HP : 0852-2617-8247
(Melayani antar jemput)