KARYA-KARYA K.H. HASYIM ASY’ARI
Salah satu ciri khas yang
membedakan Kiai Hasyim dengan para ulama pada umumnya adalah kegemarannya
mengarang kitab. Tradisi ini sebenarnya merupakan salah satu tradisi yang
berkembang sejak lama di kalangan para ulama terdahulu. Ulama identik dengan
seorang cerdik cendikia yang kerap mewariskan ilmu dan amal. Ulama mewariskan
amal melalui pengabdian kepada umat, sedangkan ilmu diwariskan melalui
kitab-kitab yang dikarangnya. Kiai Hasyim telah membuktikan dirinya sebagai sosok
ulama yang mampu mewariskan kedua hal tersebut, ilmu dan amal. Karnya- karyanya
telah membentuk sebuah karakter keberagaman yang khas Indonesia, yang mampu
beradaptasi dengan kebudayaan lokal dan tradisi-tradisi yang berkembang,
khususnya tradisi Jawa.
Adapun karya-karya Kiai Hasyim
yang berhasil didokumentasikan, terutama oleh cucunya, almarhum Isham Hadziq,
adalah sebagai berikut: al-Tibyân fî al-Nahy ‘an Muqât } a‘ât al-Arh } âm wa
al-Aqârîb wa al-Ikhwân, Muqaddimah al-Qanûn al-Asâsî lî Jam‘îyat Nahd } atal-‘Ulamâ,
Risâlah fî Ta’kîd al-Akhdh bi Madhhab al-A’immah al-Arba‘ah, Mawâ’idh, Arba‘în
H { adîthan Tata‘allaq bi Mabâdi’ Jam‘îyat Nahd } at al- Ulamâ, al-Nûr al-Mubîn
fî Mah } abbah Sayyid al-Mursalîn, al-Tanbihât al- Wâjibât li man Yas } na‘
al-Mawlid bi al-Munkarât, Risâlah Ahl al-Sunnah wa al-Jamâ‘ah fî H } adîth
al-Mawtâ wa Shurût } al-Sâ’ah wa Bayân Mafhûm al- Sunnah wa al-Bid‘ah, Ziyâdat
Ta‘lîqât alâ Mandhûmah Shaykh ‘Abd Allâh b. Yâsin al-Fâsuruanî, Dwa’ al-Mis }
bâh fî Bayân Ah } kâm al-Nikâh } , al-Dhurrah al-Muntashirah fî Masâil Tis‘
Asharah, al-Risâlah fî al-‘Aqâid, al-Risâlah fî al- Tasawuf, Adâb al-‘Âlim wa
al-Muta‘allim fî mâ Yah } tâj ilayh al-Muta‘allim fî Maqâmât Ta‘lîmih, Hâshiyât
‘ala Fath } al-Rah } mân bi Sharh } Risalât al-Walî Ruslân li Shaykh al-Islâm
Zakarîyyâ al-Ans } ârî, al-Risâlat al-Tawh } îdîyah, al- Qalâid fî Bayân mâ
Yajib min al-‘Aqâ’id, al-Risâlat al-Jamâ‘ah, Tamyûz al- H { aqq min al-Bât }
il, al-Jasûs fî Ah } kâm al-Nuqûs } , dan Manâsik Sughrâ.
Tidak bisa diragukan, Kiai Hasyim
adalah sosok yang sangat istimewa, perjalanan hidupnya dihabiskan untuk
beribadah, mencari ilmu, dan mengabdi bagi kemuliaan hidup. Keseluruhan
perjalanan hidupnya dapat dijadikan lentera yang akan menyinari hati dan
pikiran para penerusnya untuk melakukan hal serupa. Meskipun harus diakui tidak
mudah untuk melakukannya, setidaknya akan muncul komitmen untuk mencintai ilmu
dan menebarkan untuk kemajuan umat. Solichin Salam (1963) memberikan kilasan
terhadap kepribadian Kiai Hasyim yang menarik untuk direnungkan, “Kebesaran
Kiai Hasyim tidak dalam lapangan politik karena memang bukan di sanalah
tempatnya. Dia bukanlah seorang politikus, negarawan pun tidak. Kiai Hasyim
bukan pula seorang organisator ataupun orator ulung, melainkan dia adalah
seorang ulama besar yang kaya ilmu serta berjiwa “besar”.
Dengan demikian, Kiai Hasyim
merupakan seorang ulama yang menjadikan ilmu sebagai jembatan untuk
mencerdaskan umat. Adapun perjuangan dalam mewujudkan kemerdekaan merupakan
bagian dari komitmennya untuk menjadikan bangsa ini berdaulat dan terbebas dari
belenggu penjajah. Tidak dielakkan lagi, Kiai Hasyim adalah ulama yang peduli
umat dan bangsa.
0 komentar:
Post a Comment